OPINI

Persib Juara: Lebih dari Sekadar Sepak Bola, Ini Adalah Asa yang Menyatukan

Oleh : Didin Gonggong

Aktivis Warung Kopi

Harian Kuningan – Kemenangan Persib Bandung tahun ini bukan sekadar peristiwa olahraga. Bagi saya, dan saya yakin juga bagi banyak warga Jawa Barat, gelar juara ini adalah peristiwa emosional dan historis yang membangkitkan kembali kenangan akan kebersamaan, harapan, dan identitas kolektif yang tak tergantikan. Persib bukan hanya klub sepak bola. Ia adalah simbol pemersatu, wasilah yang mengikat lintas generasi melalui semangat yang sama.

Saya masih mengingat jelas masa kecil di awal 90-an, ketika pertandingan Persib menjadi semacam ritual keluarga. Di tengah keterbatasan teknologi, kami duduk berdesakan di ruang sempit, menonton pertandingan dari televisi kecil 14 inci yang gambarnya kadang kabur. Namun tak ada yang lebih jernih dari semangat yang menyatukan kami saat itu. Setiap operan, setiap gol, bahkan kegagalan Persib di lapangan, kami rayakan dan rasakan bersama.

Kini, lebih dari 30 tahun kemudian, ketika stadion sudah megah, siaran sudah beresolusi tinggi, dan media sosial menggantikan ruang obrolan keluarga, saya merasakan hal yang sama saat Persib kembali juara. Ada rasa haru yang muncul bukan hanya karena kemenangan itu sendiri, tetapi karena ingatan akan nilai-nilai yang pernah hidup bersama: kebersamaan, kesetiaan, dan rasa memiliki terhadap sesuatu yang lebih besar dari diri kita.

Sepak bola memang hanya sebuah permainan. Tetapi dalam konteks Persib dan Jawa Barat, sepak bola adalah ekspresi identitas kultural. Ia adalah ruang sosial tempat nilai-nilai seperti solidaritas, perjuangan, dan harapan diberi makna. Ketika Persib menang, yang menang bukan hanya klub, tapi juga semangat masyarakat yang selama ini bertahan, menunggu, dan terus percaya.

Sayangnya, kemenangan semacam ini juga bisa di salah artikan sebagai pelampiasan euforia semata. Kita melihat bagaimana selebrasi kadang berujung pada tindakan-tindakan yang merusak, yang justru mencederai makna sejati dari kemenangan itu sendiri. Di sinilah pentingnya refleksi.

Saya mengajak kita semua Bobotoh, warga Jawa Barat, siapa pun yang merasa terhubung dengan Persib untuk merayakan kemenangan ini bukan hanya dengan konvoi dan sorak-sorai, tapi juga dengan memperkuat kembali nilai-nilai yang pernah menyatukan kita. Kita rayakan dengan menjaga ketertiban, menebar inspirasi, dan terus menjadikan Persib sebagai simbol harapan dan persatuan.

Persib bukan hanya klub sepak bola. Ia adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan, antara harapan dan kenyataan, antara individu dan komunitas. Kemenangan ini harus menjadi pengingat bahwa apa yang bisa menyatukan kita di masa lalu, masih bisa menjadi kekuatan kita di masa depan.

Selamat untuk Persib Bandung. Dan selamat untuk kita semua yang tidak pernah berhenti percaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *