Anggota DPRD Jabar Soroti Ketimpangan Perlakuan Anak Asuh dan Anak Titipan Program Pancawaluya

Harian Kuningan – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, H. Maulana Yusuf Erwinsyah, melayangkan surat terbuka kepada Gubernur Jawa Barat, H. Dedi Mulyadi, terkait ketimpangan perhatian terhadap anak-anak di bawah naungan pemerintah.
Dalam surat yang bertajuk “Anak Titipan Diistimewakan, Anak Asuh Diterlantarkan”, Maulana mengkritik kebijakan Program Barak Militer Pendidikan Karakter Pancawaluya yang menurutnya terlalu memanjakan anak-anak peserta program, sementara anak-anak asuh resmi di panti-panti milik Dinas Sosial Provinsi justru terabaikan.
“Anggaran Rp3,2 miliar untuk 275 anak selama 30 hari, atau Rp11,6 juta per anak per bulan, jauh berbeda dengan anggaran untuk anak panti yang hanya sekitar Rp1,3 juta per bulan,” tulisnya dalam surat tersebut. Ia menilai anak-anak panti yang sebagian besar merupakan korban kekerasan, yatim, atau terlantar, lebih layak mendapat perhatian besar dari negara.
Maulana juga menyentil pendekatan media dan pencitraan yang kerap menyertai program tersebut. “Apakah cinta seorang pemimpin harus dibagi berdasarkan seberapa menarik cerita anak itu di media?” tanyanya retoris.
Ia mengajak Gubernur untuk sesekali mengunjungi panti asuhan dan merasakan langsung suasana batin anak-anak yang hidup dalam keterbatasan dan keheningan.
Surat tersebut ditutup dengan harapan agar anak-anak panti tidak hanya menjadi angka dalam laporan tahunan, tetapi benar-benar dirangkul dan dihargai layaknya anak-anak lainnya yang juga berada di bawah tanggung jawab negara.